Sebuah telaah dilakukan seorang relawan BSMI terkait asal muasal kata Palang. Tujuannya adalah ingin memaparkan penggunaan kata Palang yang selama ini sering digunakan. Tanpa maksud menyudutkan pihak manapun, tulisan berikut berdasarkan referensi-referensi tata bahasa atau kamus online (internet).
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia[1](KBBI) kata “ Palang” merupakan batang kayu batang kayu (bambu, besi, dsb) yg dipasang melintang pd jalan, pintu, dsb. Atau kata palang dalam kata kerja seperti memalang, memalangi, dan memalangkan yang bermakna kegiatan yang terkait dengan usaha menghalangi dengan sesuatu untuk menahan atau merintangi. Uniknya kata palang beririsan makna dengan frase kata salib[2], yaitu dua batang kayu yang bersilang; dan tanda silang. Sementara ketika ditransliterasikan kedalam bahasa Inggris, palang senada dengan bahasa inggris yaitu “Cross”. Cross sendiri diartikan sesuai dalam kamus bahasa inggris yang salah satu maknanya adalah salib. Transliterasi kata dalam bahasa Inggris yaitu “ Red Cross” menjadi dipertanyakan menjadi palang Merah, bukan Salib Merah. Lihat saja kata cross oneself artinya membuat tanda salib[3], sedangkan kata Palang bahasa Inggrisnya adalah bolt atau bar[4]. Atau kalau kita mau memaknai kata metal cross saja artinya adalah Salib Merah bukan Palang Logam[5]. Yang menjadi aneh lagi tentang pemaknaan kata Red Cross adalah kalau kita bentuk kata lain seperti master's cross bermakna salib berat[6] bukan palang yang berat.
Kerancuan tata bahasa telah masuk dalam penyerapan kata salib menjadi Palang, khususnya dengan lambang Red Cross। Bentuknya yang berupa salib seimbang atau tanda plus berwarna merah, dimaknai dengan kata palang bukan kata salib। Lihat saja kata Salib dalam KBBI [7] bermakna tanda silang seperti simbol red cross. Sejarah lambang Red Cross sendiri merupakan symbol pasukan Knight of Templar dalam perang Salib (crusade) yang berlangsung dua abad[8]. Pasukan Templar merupakan unit khusus dalam kemiliteran Tentara Kristen yang menggunakan simbol Red Cross seperti saat ini. Pasukan itu terdiri dari sub unit Merpati dan Sub Elang. Bedanya adalah penggunaan warna dasar putih bagi Templar Sub unit elang yang terkenal kejam dan sadis, sedangkan Templar sub unit Merpati dengan warna dasar biru dikenal bersahabat dengan pihak muslim dan banyak menggunakan bahasa arab. Penggunaan kata salib sendiri dalam bahasa arab adalah sholiibun[9] (Cross), sedangkan Red Cross ditransliterasikan menjadi (sholiibul ahmar). Istilah kata Palang sendiri juga selaras dengan kata Sholib (bahasa Arab)[10].
Masyarakat Indonesia tidak terlepas dari budaya keTimuran dengan menonjolkan sifat saling menghargai dan berusaha sebisa mungkin menghindari konflik atau kekerasan. Bisa jadi, karena pengaruh keTimuran kita, penggunaan kata Salib menjadi Palang adalah upaya penghalusan bahasa atau bisa jadi sebuah pelencengan makna awal agar masyarakat tidak terlalu peduli dengan pemakaian lambang salib hingga bernama palang. Namun sebuah penelaahan agar kita dapat merumuskan asal muasal kata hingga kita tidak terjebak dalam kerancuan, amatlah penting kita sikapi. Terkadang lambang adalah simbol keyakinan, namun dengan usaha sosialisasi yang begitu deras maka orang menjadi salah kaprah, sebut saja misalkan ketika menyebut Palang mereka tidak sadar bahwa itu adalah Salib.
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia[1](KBBI) kata “ Palang” merupakan batang kayu batang kayu (bambu, besi, dsb) yg dipasang melintang pd jalan, pintu, dsb. Atau kata palang dalam kata kerja seperti memalang, memalangi, dan memalangkan yang bermakna kegiatan yang terkait dengan usaha menghalangi dengan sesuatu untuk menahan atau merintangi. Uniknya kata palang beririsan makna dengan frase kata salib[2], yaitu dua batang kayu yang bersilang; dan tanda silang. Sementara ketika ditransliterasikan kedalam bahasa Inggris, palang senada dengan bahasa inggris yaitu “Cross”. Cross sendiri diartikan sesuai dalam kamus bahasa inggris yang salah satu maknanya adalah salib. Transliterasi kata dalam bahasa Inggris yaitu “ Red Cross” menjadi dipertanyakan menjadi palang Merah, bukan Salib Merah. Lihat saja kata cross oneself artinya membuat tanda salib[3], sedangkan kata Palang bahasa Inggrisnya adalah bolt atau bar[4]. Atau kalau kita mau memaknai kata metal cross saja artinya adalah Salib Merah bukan Palang Logam[5]. Yang menjadi aneh lagi tentang pemaknaan kata Red Cross adalah kalau kita bentuk kata lain seperti master's cross bermakna salib berat[6] bukan palang yang berat.
Kerancuan tata bahasa telah masuk dalam penyerapan kata salib menjadi Palang, khususnya dengan lambang Red Cross। Bentuknya yang berupa salib seimbang atau tanda plus berwarna merah, dimaknai dengan kata palang bukan kata salib। Lihat saja kata Salib dalam KBBI [7] bermakna tanda silang seperti simbol red cross. Sejarah lambang Red Cross sendiri merupakan symbol pasukan Knight of Templar dalam perang Salib (crusade) yang berlangsung dua abad[8]. Pasukan Templar merupakan unit khusus dalam kemiliteran Tentara Kristen yang menggunakan simbol Red Cross seperti saat ini. Pasukan itu terdiri dari sub unit Merpati dan Sub Elang. Bedanya adalah penggunaan warna dasar putih bagi Templar Sub unit elang yang terkenal kejam dan sadis, sedangkan Templar sub unit Merpati dengan warna dasar biru dikenal bersahabat dengan pihak muslim dan banyak menggunakan bahasa arab. Penggunaan kata salib sendiri dalam bahasa arab adalah sholiibun[9] (Cross), sedangkan Red Cross ditransliterasikan menjadi (sholiibul ahmar). Istilah kata Palang sendiri juga selaras dengan kata Sholib (bahasa Arab)[10].
Masyarakat Indonesia tidak terlepas dari budaya keTimuran dengan menonjolkan sifat saling menghargai dan berusaha sebisa mungkin menghindari konflik atau kekerasan. Bisa jadi, karena pengaruh keTimuran kita, penggunaan kata Salib menjadi Palang adalah upaya penghalusan bahasa atau bisa jadi sebuah pelencengan makna awal agar masyarakat tidak terlalu peduli dengan pemakaian lambang salib hingga bernama palang. Namun sebuah penelaahan agar kita dapat merumuskan asal muasal kata hingga kita tidak terjebak dalam kerancuan, amatlah penting kita sikapi. Terkadang lambang adalah simbol keyakinan, namun dengan usaha sosialisasi yang begitu deras maka orang menjadi salah kaprah, sebut saja misalkan ketika menyebut Palang mereka tidak sadar bahwa itu adalah Salib.
[1] http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php
[2] http://kamus.kapanlagi.com/contain/SALIB , http://kamus.ugm.ac.id/english.php , http://vvv.sederet.com/translate.php , http://www.kamusonline.web.id/index.php , http://kamus.orisinil.com/indonesia-english/salib , http://kamus.kapanlagi.com/salib , http://kamus.landak.com/cari/salib , http://dictionary.web.id/
[3] http://kamus.ugm.ac.id/english.php
[4] http://kamus.kapanlagi.com/salib
[5] http://vvv.sederet.com/translate.php
[6] http://kamus.orisinil.com/indonesia-english/salib
[7] lihat no.1
[8] Carole Hillenbrand, The Crusade; Islamic Perspective, terj. Heryadi, (Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2005), cet. Ke-1,
[9]http://kamus.javakedaton.com/index.php?message=palang&submit=_CARI&option=com_kamus&task=indonesia_arab&Itemid=29
[10] http://quran.javakedaton.com/?q=salib&submit=Submit
1 komentar:
Assalamu'alaikum.
saya menyukai hadirnya BSMI. hanya saja sebaiknya isu yang ada bukan lah bagaimana bulan sabit merah menggantikan palang merah. namun hadirnya palang merah dan bulan sabit merah yang sama2 membantu kemanusiaan di indonesia.
saya yakin bsmi dengan kembali ke niat yg baik, semua akan mendukung seiring waktu akan menjawab :) amin
Posting Komentar